Tawasul dengan AMAL yg IKHLAS....???

Tawasul dengan AMAL yg IKHLAS....???
Anda tentu pernah mendengar kisah 3 orang yang terkurung di dalam gua yang tertutup batu, lalu meminta pertolongan Allah dengan tawasul melalui amal salih mereka.. Abdullah bin Umar r.a menceritakan kisah berikut yang didengarnya dari Nabi saw.

          Pada zaman dahulu, ada 3 orang yang menempuh perjalanan hingga terpaksa bermalam di sebuah gua. Tatkala mereka tengah beristirehat di dalam gua, tiba-tiba sebuah batu besar terjatuh dari bukit dan tepat menutup pintu gua, sehingga mereka tidak boleh keluar. Mereka berkata, "Tidak ada yg mampu menyelamatkan kita dari bahaya ini kecuali jika tawasul dengan amal salih yang pernah kita lakukan terdahulu." 

           Segera salah seorang di antara mereka bersaksi, "Ya Allah, dahulu saya mempunyai ayah dan ibu. Saya terbiasa tidak memberikan minuman susu kepada sesiapapun, baik keluarga atau hamba sahaya, sebelum kepada keduanya. Pada suatu hari, saya menggembala ternak terlalu jauh, sehingga tidak dapat pulang kepada kedua orang tua saya kecuali setelah malam, saat kedua mereka telah tertidur... Saya tetap memerah susu untuk keduanya dan tidak saya berikan kepada siapa pun sebelum kepada mereka berdua. Saya menunggunya hingga terbit fajar dan hingga mereka meminum susu yang saya sediakan. Padahal, pada malam itu juga anak-anak saya menangis dekat kaki saya, meminta susu itu. Ya Allah, jika saya berbuat itu benar-benar kerana mengharapkan keredhaanMu, maka lapangkanlah keadaan kami ini."

              Selesai sahaja memberikan kesaksian tersebut, mendadak batu tersebut bergeser sedikit, namun belum cukup untuk keluar dari gua. 

               Orang ke-2 memberikan kesaksian juga. "Ya Allah, dahulu saya pernah terikat jalinan cinta dengan anak gadis bapa saudaraku. Sedemikian besar perasaan cinta saya kepaanya hingga saya selalu merayu untuk melakukan zina. Namun dia selalu menolak perbuatan itu. Suatu saat, dia datang kepada saya dalam kelaparan dan meminta bantuan. Maka saya pun memberikan wang 120 dinar dengan janji dia kan menyerahkan dirinya kepada saya pada malam harinya... Saat saya telah berada diantara kedua kakinya, tiba-tiba dia berkata, 'Takutlah kepada Allah dan janganlah kau pecahkan tutup kecuali dengan halal.' Segera saya bangun dan meninggalkannya, padahal saya masih menginginkannya. Saya tinggalkan pula wang dinar yang telah saya berikan. Ya Allah, jika saya berbuat benar-benar kerana mengharap redhaMu, bebaskan kami dari keadaan ini.."

               Selesai memberikan kesaksian tersebut, batu tersebut bergeser sedikit, namun tetap belum cukup untuk keluar dari gua.

                Orang ke-3 turut memberi kesaksian, "Ya Allah, saya dahulu adalah majikan yang memiliki banyak pegawai. Suatu ketika, saat saya sedang membayar upah para pegawai, ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu, pulang ke rumah meninggalkan upah yang belum diambilnya, dan tidak kembali lagi. Saya pergunakan upah dia untuk usaha, hingga menjadi bertambah banyak dan menjadi harta kekayaan yang berlimpah... Tatkala pegawai tersebut datang, dia berkata, 'Hai Abdullah, berikan upahku yang dahulu itu!' Saya menjawab, 'Semua yang di depanmu, berupa unta, lembu, kambing dan penggembalanya itu, adalah dari upahmu.' Dia berkata, 'Hai Abdullah, jangan mengejekku!' Saya menjawab, 'Saya tidak mengejekmu.' Maka, dia mengambil semua harta yang saya sebutkan dan tidak meninggalkan apa pun. Ya Allah, jika saya berbuat itu kerana mengharap redhaMu, hindarkan kami daripada kesempitan ini.." 

                Tiba-tiba bergeserlah batu besar itu hingga mereka bertiga boleh keluar dari gua dengan selamat...
Riwayat kisah di atas adalah sahih. Periwayatannya disampaikan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.